Daftar Blog Saya
Minggu, 05 Mei 2013
Puisi Sitok Srengenge
AMSTERDAM BLUES
Riak-riak kecil di kanal
tertimpa tempias cahaya lampu
berkilauan bagai rambut pirangmu
Aroma tubuhmu masih saja asing
meski seluruh celah telah kuselusupi
pusar rahasiamu bukan lagi misteri
Gedung tua yang merana
pensiunan serdadu dilimbur dosa
meratapi masa gemilang yang pergi
: panorama surga mooi indie
Bebutir gerimis dinihari memperkuyup kecup
getir tangis kaum pribumi negeri jajahan
dengus nafas dan gerak-gerik gugup
mengganti denting gelas dan percakapan
Entah siapa di antara kita yang jadi korban
sama-sama bagai penumpang kapal karam
ketika kurengkuh tubuhmu yang basah
juga tersentuh naluri pemburu rempah
Di udara beku menggumpal sedu dan sengal
kau bertanya lagi apakah aku pekerja ilegal
Sia-sia, sebab esok pagi kau tahu jawabnya
ketika di antara kita tak ada tipudaya
Mungkin kau mengidap amnesia, di bandar udara
yang kaubangun dengan rampasan harta leluhurku
pernah kauperiksa paspor dan kaugeledah koperku
Kau seolah lupa: aku warga negara yang merdeka
2003
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar