Daftar Blog Saya

Sabtu, 08 Maret 2014

Oleh:Hendi Jo

ADA APA DENGAN ORANG KAMPUNG? Saya masih ingat kejadian itu. Sekitar 3 tahun silam, seorang kawan yang sudah lama tinggal di Eropa, datang berkunjung ke rumah saya. Kami banyak ngobrol soal ini dan itu, termasuk gaya hidup di Eropa yang menurutnya sangat futuristik,” Lo tahu ga, Hen saking modern-nya Eropa, itu yang namanya kloset nyiram sendiri begitu kita buka pintu kamar kecilnya,”ujar teman saya tersebut dalam nada yang terkagum-kagum (dan bisa jadi bangga).

Saat asyik ngobrol, tiba-tiba lewatlah seorang lelaki perpenampilan sangat sederhana di depan halaman rumah saya. Ia lantas menyapa saya dan menganggukan kepala, tanda sikap menghargai. Bagi saya, sikap tetangga saya itu sungguh berharga dan manis. Dan itu yang saya lihat dan rasakan dari dia selama ini.

“Siapa tuh, Hen?”tiba-tiba teman saya bertanya dalam nada yang (saya tahu) meremehkan.
“Pak Tikno, tetangga saya, memang kenapa?”

“Orangnya kayaknya kampungan ya?” Eh dia malah balik bertanya.

Saya selalu tidak paham dengan pernyataan seperti itu. Kalau dia kampungan, memang itu salah? Ada apa dengan orang kampung sehingga harus dicibir seolah-olah penghuni neraka yang nonggol tiba-tiba di dunia dan harus cepat dienyahkan?

Rupanya inilah penyakit jiwa masyarakat modern. Dalam The McDonaldization of Society, George Ritzer menyebut ciri-ciri manusia modern sebagai pengagung rasionalitas. Begitu rasionalnya masyarakat modern hingga mereka kerap “mengeksekusi” sesuatu berdasarkan nalarnya semata atau perspektif yang kadang ironisnya justru irasional. “Sehingga menjatuhkan dirinya pada situasi yang justru dia kecam,”ujar sosiolog ternama tersebut.

Jujur saja, saya tidak pernah memiliki masalah dengan orang kampung . Bahkan bagi saya, orang kampung adalah bentuk dari masyarakat yang masih murni (terlepas dari pengaruh modernisasi yang mulai membunuh kemurnian mereka). Mereka adalah orang yang setia kepada etika purba yang lebih harmonis (menurut saya). Dan karena itulah, saya sangat tidak setuju terhadap penggunaan kata “kampungan” itu dalam bahasa kita. Itu mirip kata "black" dalam kamus bahasa Inggris yang selalu diartikan peyoratif

Sesungguhnya, kalau kita mau berani menengok silsilah, semua orang di dunia ini awalnya adalah orang kampung. Kerajaan Majapahit yang besar luar biasa itu asalnya berasal dari sebuah kampung bernama Maja, lalu Paris yang sekarang glamour pun dulu tak lebih sebagai kampung kumuh yang kemudian dibangun orang-orang Frank. Begitu juga New York dan Amsterdam yang dulu terdiri dari ghetto-gheto (kampung Yahudi), sejarahnya adalah kampung. Jadi sejarah kota-kota besar di dunia ini pada hakikatnya adalah kampung.

Kota memang menjadi tempat segala perkembangan mutakhir ada. Tapi bukan berarti kampung menjadi buruk. Tanpa kampung, kota tak lebih hanya sebidang tanah yang tak memiliki fungsi apa-apa laiknya orang sakit yang tak memakai busana. Tidak ada yang salah menjadi orang kampung, seperti tidak ada salahnya menjadi orang kota. Kecuali kalau orang-orang kota sudah bisa memproduksi sendiri beras, buah-buahan, bumbu rempah-rempah, kayu dan material-material penting lainnya, silakan “orang-orang kota” menghardik orang yang berbeda dengan diri mereka sebagai “kampungan”.

Lantas dari mana asalnya “sikap sok kota” tersebut muncul? Saya curiga ini peninggalan politik segregasi khas Hindia Belanda. Untuk mengabadikan dominasi dan hegemoni penjajahan, para ahli strategi budaya politik Belanda dengan ciamik menanamkan “kehinaan” menjadi orang kampung dan keinginan luar biasa menjadi seperti orang kota (saat itu orang-orang kota terdiri dari bangsa Belanda dan para priyayi). Artinya inilah upaya pencerabutan identitas sistematis yang berujung pada kemalasan untuk melawan dan berkreasi sebagai sebuah bangsa mandiri

“Bangsa yang inferior adalah sekumpulan manusia yang tidak percaya diri dan selalu berlindung pada kebesaran kaum yang menjajahnya dengan bersikap seperti laiknya kaum penjajah,”kata Gayatri Spivak dalam Teori Post Kolonial. (hendijo).

Jumat, 07 Maret 2014

Indonesiakoe...

TAHUKAH ANDA JIKA EMAS DI IRIAN DIBAGI RATA RAKYAT INDONESIA ,AKAN KEBAGIAN TIGA TON SETIAP JIWA ???
Negara Terkaya di Dunia Itu Ternyata adalah Indonesia
Banyak sebenarnya yang tidak tahu dimanakah negara terkaya di planet bumi ini, ada yang mengatakan Amerika, ada juga yang mengatakan negera-negara di timur tengah. tidak salah sebenarnya, contohnya Amerika. negara super power itu memiliki tingkat kemajuan teknologi yang hanya bisa disaingi segelintir negara, contoh lain lagi adalah negara-negara di timur Tengah.
Rata-rata negara yang tertutup gurun pasir dan cuaca yang menyengat itu mengandung jutaan barrel minyak yang siap untuk diolah. tapi itu semua belum cukup untuk menyamai negara yang satu ini. bahkan Amerika, Negara-negara timur tengah serta Uni Eropa-pun tak mampu menyamainya.
Dan inilah negara terkaya di planet bumi yang luput dari perhatian warga bumi lainya. warga negara ini pastilah bangga jika mereka tahu. tapi sayangnya mereka tidak sadar "berdiri di atas berlian" langsung saja kita lihat profil negaranya.
Wooww… Apa yang terjadi? apakah penulis (saya) salah? tapi dengan tegas saya nyatakan bahwa negara itulah sebagai negara terkaya di dunia. tapi bukankah negara itu sedang dalam kondisi terpuruk? hutang dimana-mana, kemiskinan, korupsi yang meraja lela, kondisi moral bangsa yang kian menurun serta masalah-masalah lain yang sedang menyelimuti negara itu.
baiklah mari kita urai semuanya satu persatu sehingga kita bisa melihat kekayaan negara ini sesungguhnya.
1. Negara ini punya pertambangan emas terbesar dengan kualitas emas terbaik di dunia. namanya PT Freeport.
Apa saja kandungan yang di tambang di Freeport? ketika pertambangan ini dibuka hingga sekarang, pertambangan ini telah mengasilkan 7,3 JUTA ton tembaga dan 724,7 JUTA ton emas. saya (penulis= suranegara) mencoba meng-Uangkan jumlah tersebut dengan harga per gram emas sekarang, saya anggap Rp. 300.000. dikali 724,7 JUTA ton emas/ 724.700.000.000.000 Gram dikali Rp 300.000. = Rp.217.410.000.000.000.000.000 Rupiah!!!!! ada yang bisa bantu saya cara baca nilai tersebut? itu hanya emas belum lagi tembaga serta bahan mineral lain-nya. Seharusnya nama kota di sana itu bukan Tembagapura tapi Emaspura.
Lalu siapa yang mengelola pertambangan ini? bukan negara ini tapi AMERIKA! prosentasenya adalah 1% untuk negara pemilik tanah dan 99% untuk amerika sebagai negara yang memiliki teknologi untuk melakukan pertambangan disana. bahkan ketika emas dan tembaga disana mulai menipis ternyata dibawah lapisan emas dan tembaga tepatnya di kedalaman 400 meter ditemukan kandungan mineral yang harganya 100 kali lebih mahal dari pada emas, ya.. dialah URANIUM! bahan baku pembuatan bahan bakar nuklir itu ditemukan disana. belum jelas jumlah kandungan uranium yang ditemukan disana, tapi kabar terakhir yang beredar menurut para ahli kandungan uranium disana cukup untuk membuat pembangkit listrik Nuklir dengan tenaga yang dapat menerangi seluruh bumi hanya dengan kandungan uranium disana. Freeport banyak berjasa bagi segelintir pejabat negeri ini, para jenderal dan juga para politisi busuk, yang bisa menikmati hidup dengan bergelimang harta dengan memiskinkan bangsa ini.
2. Negara ini punya cadangan gas alam TERBESAR DI DUNIA! tepatnya di Blok Natuna.
Berapa kandungan gas di blok natuna? Blok Natuna D Alpha memiliki cadangan gas hingga 202 TRILIUN kaki kubik!! dan masih banyak Blok-Blok penghasil tambang dan minyak seperti Blok Cepu dll. DIKELOLA SIAPA? EXXON MOBIL! dibantu sama Pertamina.
3. Negara ini punya Hutan Tropis terbesar di dunia. hutan tropis ini memiliki luas 39.549.447 Hektar, dengan keanekaragaman hayati dan plasmanutfah terlengkap di dunia.
Letaknya di pulau Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi dan. sebenarnya jika negara ini menginginkan kiamat sangat mudah saja buat mereka. tebang saja semua pohon di hutan itu makan bumi pasti kiamat. karena bumi ini sangat tergantung sekali dengan hutan tropis ini untuk menjaga keseimbangan iklim karena hutan hujan Amazon tak cukup kuat untuk menyeimbangkan iklim bumi. dan sekarang mereka sedikit demi sediki telah mengkancurkanya hanya untuk segelintir orang yang punya uang untuk perkebunan dan lapangan Golf. sungguh sangat ironis sekali.
4. Negara ini punya Lautan terluas di dunia. dikelilingi dua samudra, yaitu Pasific dan Hindia hingga tidak heran memiliki jutaan spesies ikan yang tidak dimiliki negara lain.
Saking kaya-nya laut negara ini sampai-sampai negara lain pun ikut memanen ikan di lautan negara ini.
5. Negara ini punya jumlah penduduk terbesar ke 4 didunia. dengan jumlah penduduk segitu harusnya banyak orang-orang pintar yang telah dihasilkan negara ini, tapi pemerintah menelantarkan mereka-mereka. sebagai sifat manusia yang ingin bertahan hidup tentu saja mereka ingin di hargai. jalan lainya adalah keluar dari negara ini dan memilih membela negara lain yang bisa menganggap mereka dengan nilai yang pantas.
6. Negara ini memiliki tanah yang sangat subur. karena memiliki banyak gunung berapi yang aktif menjadikan tanah di negara ini sangat subur terlebih lagi negara ini dilintasi garis katulistiwa yang banyak terdapat sinar matahari dan hujan.
Jika dibandingkan dengan negara-negara timur tengah yang memiliki minyak yang sangat melimpah negara ini tentu saja jauh lebih kaya. coba kita semua bayangkan karena hasil mineral itu tak bisa diperbaharui dengan cepat. dan ketika seluruh minyak mereka telah habis maka mereka akan menjadi negara yang miskin karena mereka tidak memiliki tanah sesubur negara ini yang bisa ditanami apapun juga. bahkan tongkat kayu dan batu jadi tanaman.
7. Negara ini punya pemandangan yang sangat eksotis dan lagi-lagi tak ada negara yang bisa menyamainya. dari puncak gunung hingga ke dasar laut bisa kita temui di negara ini.
Negara ini sangat amat kaya sekali, tak ada bangsa atau negara lain sekaya INDONESIA! tapi apa yang terjadi?
Untuk EXXON MOBIL OIL, FREEPORT, SHELL, PETRONAS dan semua PEJABAT NEGARA yang menjual kekayaan Bangsa untuk keuntungan negara asing, diucapkan TERIMA KASIH.
Dan untuk rasa terima kasih untuk Kemerdekaan Indonesia yang ke 67 tahun, kami pemuda-pemudi Indonesia memberikan penghargaan sebesar-besarnya kepada pejuang yang telah mengorbankan darah dan air mata mereka untuk bangsa ini
Sumber : https://www.facebook.com/groups/entebe/permalink/722408461123742/

Rabu, 05 Maret 2014

KH.Maimoen Zoebair

KH. Maimoen Zubair:

Jika manusia ingin berkembang ilmunya, maka dia harus mau belajar dan membaca. Kemudian untuk mengetahui kualitas keilmuannya, dirinya harus mau diuji. Karena dengan ujian atau ikhitibar dapat menjadikan seseorang lebih spesifik dalam memahami suatu kajian ilmiah dalam bidang tertentu. Dengan ikhtibar seseorang bisa mengetahui seberapa besarkah kemampuan yang dia miliki. Sehingga, dari hasil ujiannya ini dia dapat berkaca. Jika baik akan berusaha menambah kebaikannya. Jika hasilnya buruk, maka akan berusaha untuk membenahinya.

Tentang permasalahan ikhtibar atau ujian ini telah dicontohkan oleh Nabi Khidir kepada Nabi Musa. Waktu itu, Nabi Musa ditanya oleh kaum Bani Israil tentang siapa yang lebih alim? Nabi Musa menjawab bahwa dirinyalah yang paling alim. Namun, jawaban Nabi Musa atas klaim untuk dirinya ini mendapat teguran dari Allah. Allah berfirman kepadanya bahwa Dia mempunyai hamba yang lebih alim dari pada Nabi Musa. Yaitu, Nabi Khidir. Sehingga, hal ini mengharuskan Nabi Musa untuk berguru kepadanya.

Dalam berguru kepada Nabi Khidir, Nabi Musa diberi suatu syarat yang harus dipenuhinya. Yaitu, Nabi Musa tidak boleh berkomentar terhadap tindakan yang dilakukan oleh Nabi Khidir di saat Nabi Musa menyertainya. Ternyata, Nabi Musa gagal dalam memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh Nabi Khidir.

Nabi Musa gagal dalam memenuhi syarat yang telah diinginkan oleh Nabi Khidir meskipun dalam zahirnya Nabi Musa kelihatan lebih mulya dari pada Nabi Khidir. Memang begitulah Allah. Terkadang menciptakan seseorang yang dilihat secara zahirnya dia itu tidak mulya. Namun, secara batinnya dia adalah orang yang mulia. Maka dari itu, hendaknya seseorang janganlah sombong dengan sesuatu yang dia miliki. Sehingga, dirinya merasa paling baik.

Salah satu pelajaran yang dapat diambil dari kisah Nabi Musa dengan Nabi Khidir ini adalah pentingnya seseorang mempunyai dua ilmu. Yaitu, ilmu Syariat dan ilmu Hakikat. Ilmu syariat sebagaimana yang telah diajarkan oleh Nabi Musa. Sedangkan ilmu Hakikat sebagaimana yang telah diajarkan oleh Nabi Khidir.
Ilmu Hakikat ini cahayanya langsung dari Allah. Jika kedua ilmu ini kumpul, maka inilah yang disebut dengan Majmaal Bahrain, tempat berkumpulnya dua lautan. Yaitu, lautan Syariat dan lautan Hakikat.

Masalah ikhtibar juga pernah dicontohkan oleh Imam as-Syafii ketika berguru dengan Imam Waki'. Kalau dilihat secara nasab, Imam Syafii itu lebih mulia bila dibandingkan dengan Imam Waki'. Imam Syafii masih keturunan bangsa Quraisy yang merupakan suatu kebilah yang paling mulia. Sedangkan Imam Waki' hanyalah orang Ajam. Akan tetapi, mengapa Imam Syafii mau mengadukan hikayahnya kepada Imam Waki' padahal dirinya mempunyai guru utama. Yaitu, Imam Malik. Imam Syafii berkata dalam Syairnya:

شكوت الى وكيع سوء حفظ # فارشدنى الى ترك المعاصى
فأخبرنى بـأن العلـم نـــــور # ونور الله لايعطى لعــاصى

Tentang keinginan Imam Syafii berguru dengan Imam Waki' ini telah mendapatkan komplain oleh keluarganya. Mengapa Imam Syafii yang masih berdarah Quraisy mau berguru dengan orang yang bukan Quraisy? Akhirnya, terjawablah kemusykilan keluarga Imam Syafii ketika dirinya beradu ilmu dengan Imam Waki' dalam masalah ilmu Gramatika Arab. Imam Syafii mengetahui Arab berdasarkan Habitatul Arab (lingkungan Arab). Sedangkan Imam Waki' mengerti bahasa Arab itu berdasarkan kedalaman ilmunya mengenai ilmu Gramatika Arab. Ketika melihat kehebatan Imam
Waki' ini, keluarga Imam Syafii sudah tidak isykal lagi.

Dari ceritanya Imam Syafii dengan Imam Waki' ini dapat diambil menjadi sebuah pelajaran bahwa yang diutamakan dalam berguru adalah ke-alim-an, bukan masalah nasab atau derajat yang lainnya. Buanglah kesombongan kita ketika hendak belajar menuntut ilmu agama. Jangan lihat dengan siapa engkau berguru. Apakah dengan orang yang derajatnya mulia atau tidak? Yang terpenting adalah ilmu yang telah disampaikan oleh seorang guru tadi. Ingatlah, meskipun bahasa Arab itu adalah milik orang Arab, akan tetapi orang yang mengarangnya bukanlah orang Arab. Karangan ilmu nahwu datangnya dari Imam Sibaweh yang bukan orang Arab.
Kealiman seseorang dijadikan sebagai pondasi utama. Inilah yang mengantarkan kita untuk lebih mengenal Allah dan mendekati-Nya. Jangan lihat apakah dia itu tamatan dari Makkah atau Yaman.

Ketika Imam Ghazali berada di daerah Tuz (suatu kawasan yang masuk daerah Uzbekistan), beliau mengarang kitab yang terakhir dalam masa hayatnya. Yaitu, kitab Minhajul Abidin. Kitab ini disyarahi oleh Mbah Ihsan Jampes dengan nama kitab Sirajut Thalibin. Mbah Ihsan ini bukanlah orang Arab. Namun, dirinya dapat mensyarahi kitab yang berliteratur Arab. Padahal untuk berbicara bahasa Arab saja, Mbah Ihsan tidak bisa. Hal ini sebagaimana yang telah disaksikan oleh Syaikhina Maimoen Zubair ketika masih kecil yang pernah diajak oleh kiai Zubair untuk sowan kepada Mbah Ihsan. Inilah kedalaman Mbah Ihsan dalam masalah ilmu agamanya. Inilah kealiman Mbah Ihsan yang telah mengikuti jejaj-jejak ulama salaf.

Amirul Ulum
Sarang, 11 Januari 2013.
Catatan: artikel ini disarikan dari ceramah Syaikhina Maimoen Zubair pada saat ada acara persiapan Ikhtibar I Muhadloroh PP. Al-Anwar tahun ajaran 1434.
(Sumber: Mas Ustadz Ahmad Sudrajat).
KH.Maimoen Zoebair
KH.Maimoen Zoebair

Senin, 03 Maret 2014

Oleh:Hendrajit,Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)

"Islam Salafi/Wahabi Alat Pecah Belah Rusia dan Islam"

Penulis : Mas Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)

Islam Salafi/Wahabi yang melekat dengan Kerajaan Arab Saudi sejak awal berdirinya, selalu dijadikan garda depan dalam menjalankan Politik Belah Bambu di negara-negara berpenduduk Islam. Negara Adidaya Rusia dengan 20 juta umat Islam atau 20 persen dari seluruh penduduk Rusia yang berjumlah 142 juta, nampaknya juga telah menjadi sasaran politik belah bambu ala Amerika dan Israel.

Arab Saudi, Islam Salafi, dan RENCANA ODED YINON

Aspek penting yang mencuat dari aksi teror di Volgograd-Rusia Akhir 2013 lalu, adalah keterlibatan kelompok Islam radikal Chechnya yang mendapat dukungan penuh dari kelompok Wahabi yang berbasis di Arab Saudi. Bagi kita di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, hal ini merupakan perkembangan yang cukup memprihatinkan.

Karena dengan demikian, terkesan Islam bukan merupakan agama yang damai dan penuh toleransi. Melainkan agama yang mendukung tindakan kekerasan, aksi bersenjata dan bahkan aksi teror. Seraya pada saat yang sama, aksi teror Volgograd bertujuan menciptakan suasana yang tidak harmonis antara Pemerintah Rusia pimpinan Presiden Vladimir Putin dan komunitas Islam di Rusia, maupun antara Rusia dengan negara-negara Islam di seluruh dunia.

Kasus aksi teror di Volgograd membuktikan adanya upaya untuk menjatuhkan kredibilitas Islam sebagai agama pembawa perdamaian dan rasa toleransi kepada umat manusia di seluruh dunia. Dan pada saat yang sama, mengupayakan adanya konflik atau benturan antara Pemerintah Federal Rusia dengan para pimpinan elit politik di beberapa wilayah berpenduduk mayoritas Islam di wilayah-wilayah yang berada dalam kedaulatan Rusia. Antara lain, Chechnya. Pertanyaannya adalah, siapa yang memainkan peran aktif untuk menjatuhkan kredibilitas Islam seraya mengadu-domba antara Pemerintah Rusia dan umat Islam di negri Beruang Merah tersebut?

Nampaknya, kita harus kembali merujuk pada RENCANA ODED YINON, strategi yang digunakan Israel dan negara manapun yang memandang perkembangan Islam sebagai sebuah ancaman, untuk menciptakan konflik di dalam tubuh umat Islam atau organisasi-organisasi Islam, dengan menggunakan Islam berhaluan Salafi/Wahabi yang berhaluan keras dan radikal, sebagai pion yang dimainkan untuk menerapkan skema dan skenario permainan Israel tersebut.

Mengapa Amerika dan Israel kemudian ikut terlibat dan bahkan berperang sebagai dalang utama skema ODED YINON tersebut? Untuk menerapkan taktik menciptakan konflik internal di dalam tubuh umat Islam untuk berkelahi satu sama lain, maka Israel tidak mungkin bermain sendiri. Perlu dukungan strategis dari Amerika. Karena Amerika kemudian terlibat dalam Skema Oded Yinon, maka kemudian negara Paman Sam ini melibatkan Arab Saudi, negara satelit buatan Amerika dan Inggris sejak 1922, sebagai benteng sekaligus basis kekuatan Amerika dan Inggris di kawasan Timur Tengah.

Di sinilah, kemudian Islam berhaluan Salafi/Wahabi kemudian menjadi instrument ideologis/teologis yang dimainkan AS dan Israel, untuk memecah-belah soliditas umat Islam di kawasan Timur Tengah dan bahkan dunia internasional. Sebab Islam Salafi atau Wahabi sudah melekat dengan haluan keislaman Kerajaan Arab Saudi. Karena sejak awal berdirinya Arab Saudi yang direstui Amerika dan Inggris, Dinasti Saud kemudian berkolaborasi dengan Abdul Wahab, yang menganut garis Islam radikal sehingga kemudian Arab Saudi hingga sekarang menganut paham Islam Wahabi.

Alhasil, dalam setiap fenomena adanya Islamisasi negara-negara di kawasan Asia dan Afrika atau yang di Indoensia kerap disebut Arabisasi Islam atau Ekspor Islam Arab, sejatinya merupakan manuver kelompok atau jaringan Islam berhaluan Wahabi atau pada konteks yang lebih luas disebut Islam Salafi.

Alhasil, oleh Amerika dan Israel, Arab Saudi kemudian ditetapkan sebagai garda terdepan/Frontline state dalam memuluskan rencana ODED YINON. Dan gerakan salafi yang "tak sadar telah dimainkan oleh Israel" menjadi boneka-boneka oded yinon dengan dalih pemurnian akidah islam menghantam gerakan Islam baik dari kalangan Mahzab ahlu sunnah wal jamaah (di Indonesia, Nahdlatul Ulama/NU) maupun madzhab Syiah.

Dalam kasus Indonesia, gerakan Islam Salafi/Wahabi ini selalu berbenturan dengan komunitas Islam tradisional Nahdlatul Ulama yang menganut Mahzab ahlu sunnah wal jamaah yang notabene merupakan mahzab yang dianut mayoritas umat Islam di Indonesia. NU sebagai representasi dari umat Islam Indonesia yang bersenyawa dengan budaya nusantara dan lebih mengutamakan aspek spiritualitas atau kedalaman batin dari agama daripada Islam sebagai ideologi, sangat menentang keras proses Arabisasi Islam di Indonesia yang berdalih untuk memunrnikan ajaran Islam sesuai ajaran Nabi Mohammad.

Meskipun penganut mahzab Wahabi/Salafi di Indonesia masih relatif kecil, namun watak agresif dan militan kelompok ini dipandang sebagai ancaman nyata karena berpotensi bisa menghancurkan kredibilitas Islam ala Indonesia yang bersifat damai dan penuh tolerasi baik kepada agama-agama lain maupun terhadap aneka ragama mahzab dan tradisi di dalam tubuh umat Islam Indonesia itu sendiri.

Karenanya, adanya fenomena keterlibatan kelompok-kelompok Islam radikal yang terkait dengan gerakan separatisme Chechnya di Rusia, sudah barang tentu amat memprihatinkan bagi berbagai elemen masyarakat di Indonesia, termasuk Global Future Institute.

Apalagi dalam beberapa tulisan kami terdahulu, terungkap bahwa kebijakan strategis pemerintahan Presiden Putin terhadap umat Islam di Rusia pada dasarnya sangat kooperatif dengan merangkul semua elemen-elemen strategis Islam dalam rangka bersatunya Rusia sebagai negara berdaulat.

Kebijakan Pro Islam Putin di Rusia

Merangkul dan mendukung Islam di Rusia, berarti perdamian. nampaknya itulah yang menjadi pedoman politik Presiden Putin dalam memberi arah kebijakan strategis dalam merangkul Islam di Rusia.

Terlepas fakta bahwa kelompok gerakan separatisme Islam Chechnya yang bermaksud memisahkan diri dari Republik Federasi Rusia ternyata didukung secara diam-diam oleh Inter Service Intelligence (ISI), badan Intelijen Pakistan yang sudah bersekutu cukup lama dengan badan intelijen Amerika CIA sejak perang dingin hingga kini, Putin nampaknya tidak kehilangan akal sehatnya untuk menyadari bahwa warga muslim Rusia saat ini berjumlah 20 juta orang atau 15% dari sekitar 142 juta orang Rusia. Suatu jumlah yang cukup besar, bahkan untuk keberadaan sebuah negara bangsa sekalipun.

Maklum, sejak bubarnya Uni Soviet, Islam menjadi agama kedua terbesar di Rusia, dan menjadi agama yang terpesat pertumbuhannya di Rusia, bahkan lebih pesat dibandingkan di Eropa. Sekadar informasi, Islam di Rusia telah ada sejak kurun waktu yang cukup lama. Pengaruhnya tidak saja terlihat dalam perkembangan keagamaan, melainkan juga dalam bidang sosial budaya dan perpolitikan.

Islam di Rusia sejak abad ke 7 menyebar di jazirah Rusia. Komunitas Muslim terkonsentrasi di daerah antara Laut Hitam dan Laut Kaspia dan di beberapa negara federasi, serta sejumlah kota seperti Samara, Nyzny Novgorod, Tyumen, dan St Petersburg. Sedangkan sebagian besar penduduk tersebar di daerah sekitar Sungai Volga (Tartastan), pegunungan Ural, beberapa wilayah Siberia dan Kaukasus Utara.

Dan satu lagi catatan penting, di Rusia hingga kini ada lebih dari 4000 masjid.

Bisa dimengerti jika Putin dan para penentu kebijakan Rusia, kemudian menempuh sebuah langkah yang cukup strategis, yaitu melakukan kebijakan pro-Islam seperti mendukung pengembangan tempat ibadah dan pendidikan Islam di Rusia.

Bukan itu saja. Di tingkat dunia internasional, Putin mencetuskan gagasan bahwa Rusia harus ikut serta dalam kegiatan Organisasi Konferensi Negara-negara Islam (OKI), sekalipun hanya sebagai peninjau. Dan perjuangan tersebut akhirnya berhasil terwujud dengan diterimanya Rusia sebagai peninjau tetap pada pertemuan Organisasi Konferensi Islam di Kuala Lumpur Malaysia pada 2003 lalu. Dan yang cukup membanggakan, Putin sendiri hadir pada momen bersejarah tersebut.

Melihat kenyataan tersebut, bisa dimengerti jika ada beberapa kalangan di dalam negeri Rusia dan bahkan di Chechnya itu sendiri, yang justru memandang positif keberhasilan Putin menumpas gerakan separatis Islam ala Al-Qaeda dan Taliban. Karena itu berarti momentum bagi warga muslim Rusia untuk diperhitungkan Putin sebagai salah satu kekuatan pemersatu yang cukup penting bagi Republik Rusia Bersatu. Bahkan di Chechnya, Putin telah mengondisikan agar warga muslim menjadi kekuatan utama yang menyatukan masyarakat Chechnya.

Kenyataan ini nampaknya bukan sekadar angan-angan. Karena disamping Chechnya, Putin sebagai pemimpin tertinggi Republi Federasi Rusia agaknya sadar betul bahwa Hingga kini terdapat sembilan republik Islam dalam naungan negara Federasi Rusia, yaitu Adegia, Bashkortastan, Dagestan, Ingushetia, Kabardino-Balkariya, Karachaevo-Cherkhesia, Osetia Utara (sekalipun di daerah ini juga bermukim umat Kristiani), Tatarstan, dan Chechnya. Baik di Rusia maupun di negara-negara yang mengitarinya (eks Uni Soviet) kini tercatat lebih dari 6.000 perkumpulan Islam yang aktif.

Menyadari kenyataan ini, wajar jika Putin membuat kebijakan pro Islam dengan melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan nasional Rusia sehingga kaum muslim Rusia merasa memiliki peran penting seperti saudaranya, etnis Rusa, dalam pembangunan negeri warisan Tsar tersebut.

Pertimbangan Putin ya itu tadi, mendukung dan mengakomodasi aspirasi dan kepentingan warga Muslim Rusia berarti menciptakan perdamaian.

Bisa kita simpulkan, kesan adanya keterlibatan Islam dalam gerakan separatism Chechnya hakekatnya merupakan aksi sekelompok orang yang tergabung dalam “Kelompok-Kelompok Islam jadi-jadian” yang tidak mencerminkan kondisi sesungguhnya kondisi umat Islam di Rusia yang pada kenyataannya tetap harmonis dengan mayoritas penduduk Rusia yang menganut agama Kristen Ortodoks.