Daftar Blog Saya

Jumat, 10 Mei 2013

Puisi Bungalan Banyu

S U M U R


I

Mengajarkan sesuatu,
tetapi tak pernah kau mengerti
Menginginkan menjadi sesuatu,
namun tak mungkin memuaskanmu

Perjalanan sudah sampai di tepi senja,
mengapa hidup masih di ujung ketakpahaman
mengolah jiwa merapuh, menjadi serpihan?

Beribu-ribu malam kau cari tempat bertepi
Kerinduan pada gumpalan awan melayangkan mimpi
Keriuhan yang tak usai dalam satu genggaman
Kegemparan tak berpangkalujung di kedipan mata

Terjebak imajinasi dan akal pikiran - kau anggap bentuk gelisah,
karena kecerdasan membaca tanda-tanda hidup
Enyahkan renggutan malam atas resah
Kalahkan kegetiran membaca nasib
Pencarian atas kemerdekaan berpikir, egaliterianisme,
hak asasi, tak membuat lebih lembut dan santun
Kegelisahan tetap menjadi tumor, gemar mencemooh kearifan semesta

Ada hal-hal di luar akal pikiran, kau anggap kesesatan, klenik
Semua hal harus dalam lingkaran logikamu
Dan astaga! Orang-orang mendaulatmu sebagai pejuang,
karena dianggap berumah di cakrawala,
dunia ideal yang tak kunjung kau genggam,
tetapi disembah sebagai berhala
Kau kobarkan semangat kebaruan dan kebangkitan,
di sisi lain kau kibarkan hedonisme, snobisme dan hipokrisi
Kau selipkan cemooh kesahajaan mengatasnamakan kesetaraan
Kau bungkam nurani untuk sekedar terlihat perkasa dan pintar
Kau berangus ketakutan pada akhir zaman dengan mengutak-atik takdir
Tumor itu beranak-pinak menyebut dirinya pemuja kebebasan!

II

Lubang
Panjang
Lengang
Tiada berujung

Dalam
Kelam
Senyap
Gelap

Ujung
Lorong
Langit
Bumi

Awal
Akhir
Tanpa dasar!


Ujung tanya, 7 dan 10 Mei 2013

Tidak ada komentar: