Daftar Blog Saya

Selasa, 21 Mei 2013

Catatan Kelana Delapan Penjuru Angin


*JANGANLAH DIKERJAIN OLEH PEKERJAAN,TAPI KITALAH YANG HARUS MENGERJAKAN PEKERJAAN*

Tulisan ini tidak untuk melemahkan semangat dalam menjalani aktifitas pekerjaan dan kehidupan berusaha sehari-hari,namun justru sebagai "Obat Kuat" dalam mensikapinya.

Selama melintasi segala sudut arah di Delapan Penjuru Mata Angin,banyak kurasakan dan kusaksikan bila kehidupan manusia sehari-harinya selalu dalam liputan kesulitan,susah payah,terseok-seok,seruduk sana seruduk sini,terjang sana terjang sini,dalam upaya mencari rejeki,uang dan harta benda duniawi.

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam SUSAH PAYAH"
 (QS.Al Balad:4)
Makna relief agung diatas adalah :
-Bukannya Tuhan yg membuat manusia itu dalam susah payah,tetapi manusia itu sendiri yg memilih tenggelam dalam kesusah payahan.

Sementara dalam hal mendapatkan kedamaian,ketenangan,ketenteraman batin,maka jarang manusia merasakan dan memperolehnya.
Jika adapun itu hanya terasakan sesaat.
Penyebabnya adalah,karena dalam hal urusan mengingat kepada Tuhannya begitu sangat lalai bahkan secara otomatik menjadikan terbengkelai,lupa,tak punya waktu dan tak pernah menyisakan waktunya untuk Dia, Tuhan,Rabb Sang Penguasa kehidupan yang sesungguhnya Sang Pemberi ketenteraman dan penghidupan.

"Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai."
(QS. Ar Ruum:7)

Maka saksikanlah suasana jalanan,di pasar-pasar,dipertokoan,dipabrik-pabrik,begitu banyak suasana persaingan nafsyu yang menimbulkan sakit hati.

-Sakit hati dijalanan yg selalu macet,panas,terburu-buru dan harus sodok sana sodok sini dalam bersaing mencari celah yang lowong sedikit...tak peduli dg yg lain,yg penting urusan sendiri tercapai...hingga langgar lampu merah pun tak peduli...

-Sakit hati,kesal,gundah,gondok di suasana pabrik,sering dicaci maki atasan,sedikit-sedikit dapat peringatan,belum dari rekan-rekannya yg lain yang usil,yang sirik dan dengki dg kita,yang dijelek-jelekin,yang difitnah,dsb....
Sungguh itu bikin sakit hati terus,sementara lainnya puyeng krn gajinya ga cukup memenuhi kehidupan.

-Di suasana pasar yang semrawut,bau amis,berkotor-kotor,terburu-buru,bersaing harga,mikirin tukang pungut uang,sampah,dll,membuat stress dan putus asa.

Setelah di renungi dari rangkaian rasa sakit hati,stress,gundah yang terurai diatas,ternyata sesungguhnya ujung-ujungnya kita hanyalah sekedar memburu hasil upah/uang yg hanya sebesar 50,000 an Rupiah saja,yg didapat seharian dg rasa yg sangat suntuk,dalam jiwa yg penuh emosional.

-Dan ketika kita pulang ke rumah hasil uang yg hanya sebesar itu tinggal utuh bersih  hanya seebsar 20,000-25,000 Rupiah.
Karena ternyata dijalanan seharian telah dikeluarkan utk beli makan minum 15,000,buat beli rokok 12,000,buat bayar parkir 3,000,kadang terpaksa sisihkan buat para pengamen atau pengemis 2,000...

-Belum kadang kesal lagi karena ban motor kempes harus isi angin dan terpaksa keluarkan Rp.2,000,-
-Sampai dirumah masih ada lagi ditodong untuk jajan bakso Rp.5000,-

-Sampe dirumah anak bini hanya kebagian sisa Rp.20,000,- an.

-Buat beli beras Rp.7,000,-
-Sayuran,tempe tahu,kangkung Rp.7,000,-

Sisa tinggal Rp.6,000,-

-Nah,terjadi berantem,cekcok suami istri karena saat yg sama si suami minta sisanya dibeliin kopi buat obat stress,namun istri minta dibeliin jepitan rambut dan pewarna kuku,seharga Rp.10,000,-

Mabuk,mabuk deh...

Begitu seterusnya setiap hari,uang habis bahkan kurang utk memenuhi hajat hidup,..sementara malam sudah letih cape sakit hati,tapi harus segera istirahat utk bisa bangun esok hari dg urusan yg sama...

Maka,tak kan pernah selesai sampai kiamat,kita hidup dalam merugi tanpa hidayah,petunjuk mendapatkan tuntunan hidup penuh damai dan ikhlas.

"Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam KERUGIAN",
(QS.Al ´Ashr:2)

-Dan apakah kita berpikir orang yang hari-harinya mendapat hasil lebih dari Rp.50,000,- itu juga terbebas dari emosi dan hidup dalam puas tenang?

Ternyata tidak juga !

Sekaya apapun,sebanyak apapun hasil uang yg diperoleh,orang tetep saja dalam hari-harinya selalu diburu perasaan was-was,kurang waktu,kurang banyak dan kurang puas.

-Bahkan bagi mereka yg kaya,yg pejabat,yang Bos,yg bertitle pangkat...semuanya mengalami rasa yg sama...rasa was-was dan rasa tak pernah puas...injak sana injak sini,tekan sana tekan sini...yg semuanya menguras jiwa dan membuat sakit hati.Karena semua itu didorong oleh tamaknya nafsyu jiwa.

-Disamping itu,INGAT !
"Saat kita dalam kaya harta benda,ada kewajiban untuk menyedekahkan SEBAGIAN dari harta yang kita miliki kepada para insan lain disekeliling kita yg sangat membutuhkan",bukan untuk dinikmati sendiri,INGAT bahasa perintah Tuhan adalah "SEBAGIAN",artinya "MINIMAL SEPAROH",BAHKAN JIKA IKHLAS SAMPAI 75 %,maka itu yg akan lebih disorot oleh Tuhan."

(Maka,lihatlah yg terjadi krn sebagian besar manusia itu kebalik,yg disedekahkan dg ikhlas hanya 10 % saja bahkan hanya 1 %...sedangkan yg 99 % ditumpuk utk senang-senang pribadi sampai mati).
-Bandingkan dg laku perbuatan para Nabi dan Rasul,Sahabat,atau coba tengok Madame Dewi Siti Khadijah,yg rela meludeskan semua harta bendanya utk jalan kemaslahatan-Nya....

Lantas,

ADAKAH HARI-HARI YANG PENUH KETENANGAN DAN ENJOY MENJALANI HIDUP DENGAN PENUH RASA SYUKUR ATAS KARUNIA ILAHI?
ADAKAH HARI -HARI KITA ,"TIDAK DIKERJAI OLEH PEKERJAAN TETAPI MENGERJAKAN PEKERJAAN?"

Ternyata ada,semua ada ilmunya...semua ada prosesnya...semua ada caranya.
Semua berpangkal dari "CARA SIKAP"

-Ketika pada akhirnya uang bersih yg dibawa pulang hanya sekitar puluhan ribu saja,maka ga perlu capai-capai,ngotot-ngotot menguras energi dan emosi berebut,bersaing terburu2 di jalanan,di kegaduhan dan di kehiruk pikukan.

-Cukup berdiam dirumah buka warung kopi,mie rebus,dan usaha2 home industri lainnya dirumah saja,
Maka biarpun pendapatannya kecil,tapi pada akhirnya kesampaian juga dapat uang bersih walau hanya Rp.20,000,- an saja.
Tanpa panas..tanpa emosi,tanpa sakit hati menguras keringat dijalanan yg pengab.

-Syukuri apa yg didapat walau kecil tapi membuat hati tenteram dan aman .

"Sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang selalu BERSYUKUR".
(QS.Al Qamar:35)

-Banyak mengingat Tuhan disetiap langkah,nafas saat beraktifitas,dengan menjadikan semua itu sebagai ibadah.
-Kemudian sambil berpikir utk mengembangkan uang dari rumah dimulai dari yg ringan-ringan.
-Sedikit hasil tapi jika diperbanyak maka peluang mendapatkan rejeki lebih,insyaAlloh akan dibukakan pintu-pintunya oleh Tuhan.
-Kemudian kita cari orang yg bisa dipercaya dan diajak bekerja sama untuk joint bagi hasil dalam usaha.
-Luangkan waktu mengaji,mengingat Tuhan,beribadah,berbuat baik sama tetangga,kerabat handai tolan,sambil nongkrong dirumah berternak unggas,pelihara ikan atau apapun yg bisa menghasilkan rejeki,maka insyaAlloh Tuhan akan berikan hidup itu penuh dg damai dan tanpa sakit hati.

Maka,bagi yg telah terlanjur menjalani hidup di tengah hingar bingarnya kota besar yg penuh persaingan keras,
Yang jadi pegawai,yang jadi buruh,yang jadi pesuruh dan apapun,

Maka tetap lakukan saja aktifitas sehari-harinya dg ikhlas,tenang,tidak "ngoyo"/ngotot" dan yakin akan suatu pemikiran bahwa sebanyak berapapun uang yg dapat kita hasilkan,maka ujung-ujungnya hanya untuk isi perut dan kepuasan sesaat.
Selebihnya paling hanya memenuhi kebutuhan sekunder seperti renovasi rumah,perabotan/peralatan rumah tangga.
Yang pada ujung-ujungnya kita tak sadar badan semakin tak berdaya dan tua dan akhirnya meninggal.
Hasil keringat kita,emosi kita,pemenuhan kekayaan perabotan yg kita tumpuk sepanjang hidupnya ternyata tak ikut dan tak akan dinikmati di liang kuburan tempat jasad kita meleleh melebur menjadi tanah.

-Maka apapun harimu,apapun statusmu,apapun keadaan yg tengah kita hadapi,sedang apa dan menjadi apa,tetaplah dalam semangat berusaha dan berupaya mencari uang sesanggup dan semampu kita bertindak dan melangkah,
sambil terus belajar ilmu bagaimana mencari rejeki,bergaul dg komunitas yg bemanfaat,berpikir,dalam hati dg penuh ketenangan dan keikhlasan.

-Dan kemudian "JANGANLAH MENGGALI LOBANG MASALAH SENDIRI"
Yakni,bertindak,berkeinginan sesuai batas kemampuan.

Salam kedamaian.

Tidak ada komentar: