Daftar Blog Saya

Rabu, 29 Mei 2013

Puisi Bungalan Banyu

KENANGAN BAPAK

I

Usiaku terlambat memahami
Kasihmu kerapkali kutolak, karena kuanggap sedang membujuk
Tak pernah berpura-pura untuk dihormati
Tak suka berbasa-basi hanya untuk menunjukkan engkau benar

Aku pernah terjatuh, Bapak, dan engkau mengangkatku
Delapan belas tahun hangat pelukanmu tetap membara
Aku adalah puteri, permatamu - katamu berulangkali
Aku tersenyum mengingat...
Dan rasanya sakit, harus mengenang betapa hebat
pengaruh kasih dan ajaran di usia kanak-kanak dan remaja

Sebagai perempuan, katamu, aku harus lebih kuat,
Berlari lebih kencang, berpikir lebih tangkas
Katamu, aku mungkin lemah, tetapi sebenarnya istimewa, kuat
tak terkalahkan siapa pun

Benarkah? Kusadari, keistimewaan itu selalu hidup
dalam pertarungan nasib, perjodohan, bahkan rezeki
Puteri kesayanganmu telah dewasa, Bapak
Dan aku seperti anak kecil menemukan sejumlah keasyikan
yang ditanamkan tanpa tersadari
Aku merindukan tatapan mata kuat,
kharismatik, meredam kegundahan
Aku rindukan getar suara tanpa pretensi membelenggu,
tetapi membebaskan pikiran dan jiwa

II

Wajah itu terbayang dalam derai air hujan
Wajah itu tersembunyi dalam langkah kaki-kaki kecil malam
Wajah mereka-reka, timbul tenggelam menyapa tanpa kata
Wajah diam di ujung waktu dan malam

Bapak, kusebut namamu tiap kali aku terjatuh
Menganyam kenangan lama bermanja-manja
Merajuk didongengkan cerita lama tentang keluarga
Merangkai kembali ceceran kisah, teledor kugenggam berlama-lama

Kuingin jujur, Bapak bagiku pahlawan
Walaupun sering ada ketegangan, perselisihan
Tersenyum, ketulusan memahami
Dengan kesejukan, bukan kekakuan
Lebih sering berbagi soal masa remaja denganmu
Bebas berekspresi, tak pernah kau larang, hanya sesekali disentil
Selalu hadir di saat luka dan senangku

III

Engkau adalah pahlawanku, Bapak
Dunia pertama lelaki yang kukenal
Dunia keras yang mengelilingi
Engkau tandai bagian hidupku sebagai perempuan,
bagaimana menggambar nasib, menantang dunia
Kau ajarkan menata kelembutan jadi kekuatan
Menjaga hati tetap kokoh tak tertandingi bisikan sesat

Jika, engkau ada di sisiku sekarang,
aku hanya ingin berkata:
"Engkau besar di mataku, karena kesederhanaan,
kejujuran dan kepedulian memahami cara berpikirku."

Kutelusuri lorong waktu
jejak perjalanan, hanya untuk menandai
kapan berhenti temukan pengganti dirimu

Kenangan Bapak, 3 Mei 2013

Tidak ada komentar: