Daftar Blog Saya

Kamis, 02 Januari 2014

Sajak Timur Sinar Suprabana

apakah kerna aku

harusnya bukan kau, terlebih cuma paras wajahmu,
yang membayang glibetan minta kuhadirkan di kanvas kosong itu.
melainkan hatimu, yang punya lebih banyak warna,
atau setidaknya kehendak yang sesekali mengertab dari mripatmu.

di mana oranyeku? mengapa tiap warna yang kujemba menjelma ungu?
langit itu biru. betul. jika langitmu. punyaku beda. lebih gembira.
gunung di kejauhan sana itu juga biru. betul. tapi kumau merah menyala.
maka kutanya pada bunga mawarmawar itu, "boleh kuminta cerlangmu?"

rasa muram, yang tibatiba menyelinap, sembunyi di belukar dalam diri.
senyapnya tergores di sanasini. tapi ia malah menari di ujung duriduri.
laut. ingatanku bersauhsauh di laut. di mana maut
sedang enggan berlayar. "hari ini aku mengail. tak ada yang kujemput."

aku, sendiri, meski padahal sedang bersamamu, tertawa.
dan engkau, bersamaku, walau sebenarnya sungguh sendiri, mengairmata.
kembangkanthilkembangkanthil di luar jendela, kuning,
membasuh helaihelai kelopaknya dengan sisa embun. dalam hening.

kutinggalkan ia, kanvas itu.., "sebentar," kataku. "aku mau nulis puisi dulu."
ia, sebagai sediakala, tak acuh, melirik warna hijau
dengan matanya yang kubayangkan meski berkilau namun selalu risau.
"cuci dulu aku," kata kuasku. geram, tanpa sebab, kupatahkan ia.

jeritnya melukai tiap titik, garis dan warna. juga bikin jiwa terluka pula
........

09.41
02.01.2014
semarang.

Tidak ada komentar: