Daftar Blog Saya

Kamis, 02 Januari 2014

Oleh:Gus Nuril Arifin

Bertaburan nya Sifat Jamaliyah dan Jalaliyah

21 November 2013 pukul 11:07


" Al Arifuna 'idzaa busithuu ahwafu minhum idza qubidhuu,walla yaqifu a'lahuduudil adabi filbasthi illa qoliilu "   ( kaum arif billah lebih khawatir ketika diberi kelapangan,daripada diberi kesempitan.yang bisa menjaga adab pada saat berada dalam kelapangan hanyalah sedikit )

      Saudaraku para pencari Allah,di dunia ini bertaburan sifat jamaliyah dan Jalaliyah Allah. semuannya menjadi koridor bagi sang salik didalam mencari jalan pulang. Semuannya menjadi sifat rahman Allah kepada umat para Nabinya termasuk engkau yang sedang berlatih menemukan Diri. gambaran yang serba sepasang itu bukan tidak disengaja Oleh Nya. Ada malam ada siang, ada Pagi ada sore.Ada gelap dan ada terang. Ada wanita ada pria, ada surga ada neraka dan ambivalensi Mutlaknya itu justru menjadi lengkap ketika terlihat oleh orang orang yang menfokuskan dirinya hanya kepada Allah.
      Tanpa adanya Fokus ini,engkau hanya akan terombang ambing,tanpa arah,bagaikan kapal ditengah samodera tanpa kompas dan layar yang benar karena diterba badai. Jika tidak segera engkau sadari semua ini ,akhirnya engkau bisa menduga sendiri,kapal hidupmu akan terhempas di karang kehidupan yang tidak jelas. Semua tata surya pada galaxi kita Bimasakti, memberikan teladan,sekaligus menjadi ayat kauniyah bagi kita.Dia adalah al Qur'an basah bagi pencari.
      Bayangkan seandainya bumi tidak berporos ke matahari,atau kadang berpusat di Matahari kadang tidak,? engkau akan melihat bumi dengan rembulannya akan bertabrakan dengan Mars,mercirius,dengan venus dengan Pluto atau Yupiter. Sama hal nya ketika kita tidak berporos kepada lillahi ta'ala, maka sifat sifat saetelit manusia,seperti nafsu,angkara murka,tomak dan sabar serta sombong ,egois akan muncul kepermukaan pada orbit yang kacau dan bertabrakan.Maka engkau akan kehidlangan kemanusiaanmu.
      Ketika sifat tulusmu berhamburan ditabrak ketamakan dn keangkara murkaan apa yang engkau perkirakan kemudian ? manusia itu adalah jagad besar dan alam semesta ini jagad kecil.engkau bisa mewadahi samodera dalam fikirmu,engkau bisa melihat ka'bah tanpa menjamahnya,engkau bisa berada di madinah dalam waktu yang sekian skon saja ,padhl saat ini engkau ada di jakarta atau di jawa misalnya.Tetapi dalam kemampuan yang luar biasa ini jika tidak engkau fokuskan kepada pembuat alam semesta engkau hanya akan jadi perusak atau malah gendeng karena tidak memahaminya.
      Orang Hindu dengan mudah memposisikan diri dalam kawasan jagad besar dan jagad kecil ini.Sifat Tuhan Atau Ruh Robbani yang ada dalam tubuh kita diri kita di namai dengan Atman dan Allah sendiri adalah Tuhannya Tuhan Atau Allah yang maha segalanya. Maka proses perjalanan Atman ini dalam menyatu dengan Allah yang ada di Luar yang Maha segalannya itu,diwarnai dengan berbagai macam gerak dan disiplin. Jika tidak fokus kepada Allah nya,maka engkau akan menjadikan ego dan ketamakan bahkan agamamu sebagai berhala. Jika ini terjadi maka engkau tidak akan menemukan Allah yang sangat nampak bahkan paling ber ujud jika dibandingkan engkau dan alam semesta yang majas ini.

Jangan Memilih.

      Maka jangan memilih,jika dirimu belum terlatih. Biarlah kelapangan dan kesempitan itu datang silih berganti, sebagaimana datangnya siang dan malam. Biarkanlah susah dan senang itu mengalir apa adanya samapai engkau tidak bisa membdakan lagi irannya,karena semua tetap terfokus kepada Nya. Sebagaimana sering engkau tirukan kalamullah Innalloha ala kuli syai'in qodir. Maka kodrat baik dan buruk, itu cobalah arifi agar engkau akrab .Denagan demikian kehadirannya tidak lagi mengharu biru hatimu dan poemujaan mu kepada Sang pembuat Malam.
     Kehadiran lapang dan sempit,biar Allah yang pilihkan.Namun jangan lupa perbaiki dhon dan perilakumu dalam setiap keadaan dan suasana yang engkau terima.Manakala kelapangan datang,berhati hatilah,waspadalah karena banyak arif billah justru kawatir dengan keadaan ini. Betapa digambarkan para Farau,atau fir Aun,para raja raja mesir Ramses,karena mendapatkan kelapangan dari Allah,dia kehidlangan orientasi.
     Firaun tidak pernah susah apalagi sakit,sehingga teledor dan tidak waspada atas diri dan hatinya,akibatnya muncul ego dalam bentuk klaim dialah Tuhan.Kekuasaan turun tumurun ribuan tahun,membuat tunas ego dan ketamakan beredar dominan dalam orbit ketawadukan.Sehingga fokusnya bukan Allah lagi tetapi dirinya sendiri. Jika ini sampai menimpamu,engkau lalai dari ketertunduakanmu pada Nya,lalu apalah bedannya engkau dengan Fir Aun ?
      Kelapangan dan kekuasaan,kaya,sukses dan termasyhur namamu , engkau bisa melakukan apa saja yang engkau mau bisa menyeretmu kepada pengingkaran atas Tuhanmu.Jika in yang terjadi engkau akan jatuh kepada kemusyrikan sejati.
      Ketahuilah pada saat saat sengsara, menderita, sempit , gagal dan miskin engkau cenderung merasa putus asa ?lalu engkau juga mulai mengukur ukur pantas dan tidak pantas,adil dan tidak adilnya Tuhan mu,lalu engkau berputus asa dari rahmatnya. ? padahal dalam kesempitan para arif bilah menemukan kelonggaran dan kesempatan dalam berasyik masyuk dengan Nya.
      Para arif billah menggunakan kesempitan ini sebagai puasa dan kelonggaran sebagai saat berbuka.namun esoknya musti puasa lagi dan berbuka lagi.sebagai jalan Ngalah (menuju ke Allah) agar hidupnya menjadi Ngawoh bisa berbuah bagi umat sebagai bentuk buah ke ikhlasan dalam takwa ?
      Ketika engkau senang sesungguhnya Allah menyentuhmu dengan sifat jalaiyah dan jamaliyah saling berganti itu sesungguh,hanyalah tanda bahwa Dia ada. Dan mengingatkanmu bahwa dia amengawasimu. Bagi orang cerdas kedua sifat Allah yang bertaburan dalam kehidupan di dunia ini sebagai pelajaran dan peringatan agar kita tidak lalai kepada sang pemilik kehidupan,agar dirimu tidak terbengkelai dalam ongokan daging yang kemaudian membusuk tanpa arti.
      Jadi,siapa yang tidak terhgoda kalau semua ada. Kelapangan adalah lahan subur kecenderungan nafsu yang membuat malas kita melakukan perjalanan menuju Nya. Tetapi sebaliknya kesempitan membuat kita menoleh kepadanya karena tidak ada yang di toleh.Inilah yang menjadikan arif billah terus waspada kepada kesenangan,lalu bagaimana dengan diri kita ?  ....................................................


Gus Nuril Arifin
Gus Nuril Arifin
                                                                                                   


Tidak ada komentar: