Daftar Blog Saya

Selasa, 31 Desember 2013

Sajak Timur Sinar Suprabana

Timur Sinar Suprabana
Timur Sinar Suprabana
berjingkat

sendiri
jauh dari hujan dan harapan
ia sintuhi ujung duri
: pedihnya ia sangka cinta yang berkeredapan

"lihatlah," katanya. "jam pada stasiun itu kedinginan.
mengekalkan segala keterlambatan.
termasuk ketika kepadamu kunyatakan cinta
telah berangkat semua kereta."

kalau saja dapat
pasti telah kurengkuh ia dalam dekap
kuperkenalkan pada senyap
(begitu kekal. begitu hangat.)

"kautaruh di mana jeketku?" tanyanya.
aku tertawa ingat pada kursikursi, sepi, di beranda rumahnya.
jaket itu, sejak bertahun lalu, nglumpruk di bawah meja.
begitu muram. seperti tak pernah mengalami masa remaja.

rel - panjang, hitam, begitu baja - seperti kabut yang mengeras.
angin tak pernah menyinggahinya. juga hujan yang tibatiba menderas
selalu tergelincir, begitu basah, siasia dan resah
(mungkin dipedaya rindu. sampai belah.)

tahun, ngungun, berhenti di sini. di luar sana ada banyak bis.
"aku jatuh cinta pada salah satu sopir -yang tak merokok itu-
dan ia juga mencintaiku -mungkin sebenarnya sejak aku remaja-"
tertawa, aku bertanya, "lalu mengapa masih kau harap kapan kereta tiba?"

berjingkat ia menjauhiku. hanya menjauh. tanpa tersedu.
mendadak aku merasa pilu.
seperti kacamata baca yang ia masukkan dalam laci mesin jahit.
seperti jerit yang hanya mampu berulang berderit

tiap tengah malam
......

20.55.
31.12.2013.
semarang.

Tidak ada komentar: