Oleh:Gus Rijal
Oalah guuus guus, panjenengan niku lho, Ketua PBNU, Ketua Fordem,
Presiden WCRP, peraih gelar doktor kehormatan dari puluhan universitas
luar negeri, dekat dengan tokoh lintas agama, punya akses ke para
taipan, penulis, pembicara, dan akhirnya....Presiden RI!!! kok tetep
KERE to gusss, gussss....
Saat jadi presiden, mbok ya pondoknya
dibangun yang megah, rumahnya dipermewah, membantu dana ke Tebuireng,
anak-anaknya dikasih mobil mewah, menantu dan orang dekat diberi saham
di perusahaan ini itu, terus, itu lo guuuus, mbok ya pakaiannya yang
gagah, yang mahal, impor, masak tokoh kelas dunia kok pakai sarung sama
baju murah kelas kaki lima...
Ah, presiden RI kok kere sih guuus! Panjenengan itu kiai, kok nggak mbangun pondoknya biar megah to guuuus....
Pripun to, lha njenengan itu kata orang-orang kan dekat dengan Yahudi? mana ada antek Yahudi kere...
Pripun to gus, katanya panjenengan dekat dengan AIPAC alias Lobi Yahudi
di AS? Mbok ya bikin proposal proyek apalah namanya, biar NU tambah
kaya dan njenengan tambah tokcerrrr. Ya sesekali tirulah cara Pak Harto,
gussss....
Panjenengan itu kan dituduh Antek Paman Sam, lha
baru beberapa hari jadi presiden kok NGGAK sowan ke Bill Clinton? Malah
ke China, India, sama Rusia. Lanjut ke Timur Tengah, lalu Eropa,
kemudian baru ke AS. Hmmm, lha setelah itu kok ke Kuba, ngakak bareng
Fidel Castro, kemudian kongkow sama Hugo Chavez di Venezuela. Ini kan
dua sosok yang dibenci Amrik! Wooooo, apa panjenengan antek AS yang
berkhianat sama Paman Sam ya Guuuuus....???
Lhoooo malah ke
Palestina, rangkulan mesra sama Yasser Arafat? Panjenengan sios dados
agen Yahudi Israel nopo mboten sih guuuuus?
Ealah, panjenengan
itu kan Liberal, iya kan? Kata orang-orang itu lo gusss. Masak sih
liberal kok hobinya silaturrahim ke para ulama. Liberal kok gemar ziarah
makam awliya. Liberal kok saat di mobil tadarus Qur'an sendiri. Liberal
cap apa sih gus, panjenengan itu?
Lho, panjenengan pendiri
PKB, kan? Saat berkuasa, mbok ya menjadikan PKB sebaga gurita politik
sebagaimana Pak Harto menjadikan Golkar sebagai gurita sadis. Kok ya
nggak mikir sih gus, orang politik macam apa sih, panjenengan itu?
Walah, walah, lha wong panjenengan sudah “klik” sama seniman dan
orang-orang perfilman, kok ya nggak memanfaatkan mereka bikin film
tentang kakek panjenengan, tentang perjuangan santri, bahkan tentang
diri panjenengan? Kan, enak to gus….
Ah, lha wong panjenengan
itu pemimpin NU, punya pengikut fanatik, punya sobat kental pengusaha,
kok malah nggak mau memanfaatkan mereka untuk memperkaya diri sih gus.
Tinggal jual tanda tangan kan panjenengan bisa meraup puluhan milyar.
Kasih rekomendasi ke tokoh A atau B, biar nanti dikasih amploo tebal,
kan lumayan buat uang jajan Parikesit, cucu panjenengan yang energik
itu....
Pemimpin macam apa sih panjenengan itu. Sudah punya
koneksi banyak, punya ratusan ribu "milisi" fanatik yang dengan komando
panjenengan siap berperang, kok malah tiba-tiba dengan memamai celana
kolor dan berkaos keluar dari istana; menyuruh mereka menahan diri,
memerintahkan mereka balik ke kampung halaman, dan meminta para pengikut
menahan diri agar darah tak tumpah di bumi pertiwi. Malah panjenengan
akhirnya "rela dimundurkan" dari jabatan. Pemimpin kok nggak heroik
mengkultuskan kekuasaan, to gus....?
Pemimpin macam apa; nggak
punya dompet, sering bingung menjawab saat anak-anak panjenengan minta
uang, dikasih uang panjenengan terima tapi langsung panjenengan berikan
kepada siapapun yang meminta/ butuh bahkan tanpa panjenengan tahu
nominal di dalamnya. Pemimpin umat kok memakai prinsip "kantong bolong"
kayak Semar to gus, ya nggak bakal kaya....
Apa betul
panjenengan itu Komunis, gara-gara merangkul eks-Tapol PKI? Lha Komunis
macam apa yang hampir hafal kitab al-Hikam? bahkan memberi syarah
melalui lisan saat ngaji di Pesantren Ciganjur. Komunis macam apa
panjenengan itu?
Katanya, juga, panjenengan itu antek Syi’ah
gara-gara dekat Iran? Apa panjenengan juga bakal dituduh antek Afrika,
antek Negro, saat dekat dengan Nelson Mandela, Gusss? Ohya, foto
panjenengan sama Paus Paulus Yohannes II di Vatikan, itu kan bukti
panjenengan dekat dengan kaum Salibis (ini istilah saya pinjam dari
“orang-orang tertentu”)? Sesekali, dulu, seandainya sempat, panjenengan
sebagai presiden pun bisa foto bareng sama Brad Pitt, Sylvester
Stallone, Zenedine Zidane atau Marcello Lippi sekalian, supaya
tuduhannya terasa lengkap: antek Hollywood, antek FIFA, agen Italia.
Jika tuduhannya masih kurang lengkap, panjenengan kan bisa berpose
sejenak di depan toko elpiji, biar sekalian dituduh AGEN ELPIJI. Nopo
ngoten, gus?
Tapi..... Ah, sudahlah, njenengan memang emboh guuus...guuus....
---
Surabaya, 16 Agustus 2013
|
Rijal Pakne Avisa |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar