Sajak Timur Sinar Suprabana
dan kekasih
dan kekasih, hati yang tak kenal letih,
mengantih. benang demi benang. nggetih.
angin, kubayangkan sewajah senja, agak oranye, berkesiur
: dialah yang bikin ombak senantiasa mendebur
tebingtebing, hitam, lembab dan diam, membayang jauh.
tampak murung.
lalu bungabunga itu, seperti mendadak bertangan, memetikku
: menyelipkanku di sela batubatu. mengumpankanku pada lumut.
lama, sendiri, gelisah dan muram, kupeluk rasa senyap. bahkan kudekap
hingga lengantenganku lenyap,
melesap dan musna di tiap lengkung atau pun sudut ketiadaan harapan
: ketika bahkan rasa putus asa pun tak ada segala bernama kesiasiaan
"sudahlah," kataku pada yang kubayangkan pasti itu pintu.
"kita ini yatimpiatu"
lalu angin yang dulu, angin yang masih bisa kukenali namun telah lupa aku,
menghembis dingin hingga api pun beku
di sini, di sela batubatu dan batubatu dan batubatu dan batubatu,
kucuwiki satu demi satu entah berapa banyak jenis tatu.
dan kekasih, telanjang, melayang
: mengembara, sengsara, mencari gaunnya yang kubuang
dengan Cinta
......
23.37.
31.12.2013.
semarang
|
Timur Sinar Suprabana |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar