Pidato Bung Karno dan masalah TKI
Membaca tulisan sejarah konfrontasi Indonesia vs Malaysia :
Dan pidato Presiden Sukarno tentang Malaysia 1946:
versi video :
Bukan tentang masalah konfontasi
yang akan ditulis disini, melainkan tentang perbandingan situasi dan
rasa percaya diri bangsa dimasa orla dan masa sekarang.
Dari
pidato di atas dapat terlihat betapa posisi bangsa kita jauh diatas
angin dibandingkan Malaysia. Posisi Indonesia jauh lebih dipandang di
mata dunia internasional sebagai bangsa besar dan memiliki kontribusi
nyata dalam kancah politik internasional. Sementara Malaysia saat itu
bahkan bisa dikatakan belum layak disebut sebagai suatu negara.
Dengan
kata lain sangat masuk akal rasa percaya diri dari Bung Karno saat itu
sangatlah tinggi hingga berani mengeluarkan wacana ganyang malaysia.
Jelas Bung Karno bukan asal ngomong saja, orang sekelas dia tentu punya
perhitungan yang jelas atas segala ucapan dan tindakanya, karena memang
Indonesia saat itu jauh lebih unggul dalam segala hal dengan malaysia
sehingga diatas kertas bila terjadi peperangan Indnesia pasti menang.
Bahkan banyak yang mamprediksi bila tidak terjadi peristiwa G30S atau
Gestok, konforontasi masih akan berlanjut dengan hasil akhir
bergabungnya Malaysia dengan Indonesia dan negara Malaysia hanyalah
tinggal sejarah. Tapi bukan itu hasil akhir yang diharapkan oleh
negara-negara imperialis bukan?
Lalu
rasanya sulit diukur dengan akal manusia pada masa itu tentang masa
depan Indonesia sekarang bahwa Indonesia akhirnya menjadi pengekspor
TKI ke malaysia, dengan kata lain bangsa Indonesia menjadi babu di
negara malaysia bahkan banyak yang diperlakukan tidak manusiawi
sementara pemerintah tidak mampu berbuat apa-apa. Malaysia yang dulu
gemetar terhadap Indonesia, bahkan sampai harus mengemis dan melacurkan
negaranya ke negara lain seperti Inggeris dan Australi karena takut dan
tak sanggup menghadapi Indonesia, kini mereka menjadi tuan dari
pekerja-pekerja kasar Indonesia. Ironis.
Bagaimana
mungkin pada masa orba TKI dianggap menjadi solusi ketenagaan
Indonesia. Bukankah TKI timbul karena tidak meratanya kesejahteraan di
Indonesia akibat kebobrokan pemerintahnya sendiri terutama karena
dibukanya keran kapitalisme ke Indonesia oleh rezim Soeharto. Seharusnya
pemerintah lebih bertanggung jawab mencarikan solusinya bukanya solusi
tersebut dibebankan ke bangsa ini dengan menjadi babu di negara lain
terutama kenegara yang telah melecehkan bangsa kita.
Bung
Karno selalu berjuang merubah mental bangsa ini yang lama terjajah
yaitu mental inlander atau mental kuli menjadi mental asli bangsa ini
yang bermartabat. Namun rezim orba justru memupuk mental inlander ini
salah satunya dengan menjadi TKI sebagai solusi ketenagakerjaan.
Betul-betul suatu bentuk pengkerdilan dan penistaan bangsa yang
sistematis. Tembok harga diri bangsa yang dengan susah payah dibangun
dan diperjuangkan Bung Karno yang bahkan harus dibayar dengan darah ,
seolah-olah diruntuh begitu saja diera Soeharto hingga sakarang.
Jangankan menjadi kuli di negeri orang, menjadi kuli di negeri sendiri saja diharamkan oleh Bung Karno, apalagi menjadi kuli di negara malaysia. Entah apa yang ada di benak pemerintah pada saat itu.
Andaikata Bung Karno masih hidup, tentu menagis saja tidak cukup baginya meratapi nasib bangsa ini yang harus menjadi kuli di malaysia. Suatu episode bangsa yang tragis dan ironis.
Jangankan menjadi kuli di negeri orang, menjadi kuli di negeri sendiri saja diharamkan oleh Bung Karno, apalagi menjadi kuli di negara malaysia. Entah apa yang ada di benak pemerintah pada saat itu.
Andaikata Bung Karno masih hidup, tentu menagis saja tidak cukup baginya meratapi nasib bangsa ini yang harus menjadi kuli di malaysia. Suatu episode bangsa yang tragis dan ironis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar