WS Rendra
DOA UNTUK ANAK CUCU Bismillaahir rahmaanir rahiim. Ya, Allah. Di dalam masa yang sulit ini, di dalam ketenangan yang beku dan tegang, di dalam kejenuhan yang bisa meledak menjadi keedanan, aku merasa ada muslihat yang tak jelas juntrungannya. Ya, Allah. Aku bersujud kepada-Mu Lindungilah anak cucuku. Lindungilah mereka dari kesabaran yang menjelma menjadi kelesuan, dari rasa tak berdaya yang kehilangan cita-cita Ya, Allah. Demi ketegasan mengambil risiko ada bangsa yang di-mesin-kan atau di-zombie-kan. Ada juga yang di-fosil-kan atau di-antik-kan. Uang kertas menjadi topi bagi kepala yang berisi jerami. Reaktor nuklir menjadi tempat ibadah di mana bersujud kepala-kepala hampa yang disumpal bantal tua. Kemakmuran lebih dihargai dari kesejahtraan. Dan kekuasaan menggantikan kebenaran Ya, Allah Lindungilah anak cucuku. Lindungilah mereka dari berhala janji-janji, dari hiburan yang dikeramatkan, dari iklan yang dimythoskan, dan dari sikap mata gelap yang diserap tulang kosong. Ya, Allah. Seorang anak muda bertanya kepada temannya: “Ke mana kita pergi?” Dan temannya menjawab: “Ke mana saja. Asal jangan berpikir untuk pulang.” Daging tidak punya tulang, untuk bertaut. Angin bertiup menerbangkan catatan alamat Dan rambu-rambu di jalan sudah dirusak orang. Ya, Allah Lindungilah anak cucuku. Lindungilah mereka dari kejahatan lelucon tentang Chernobyl dan Hirosima, dari heroin yang diserap lewat ciuman, dari iktikad buruk yang dibungkus kertas kado, dan dari ancaman tanpa makna. Ya, Allah. Kami dengan cemas menunggu kedatangan burung dara yang membawa ranting zaitun. Di kaki bianglala leluhur kami bersujud dan berdoa. Isinya persis seperti doaku ini. Lindungilah anak cucuku. Lindungilah daya hidup mereka. Lindungilah daya cipta mereka. Ya, Allah, satu-satunya Tuhan kami. Sumber dari hidup kami ini. Kuasa Yang Tanpa Tandingan Tempat tumpuan dan gantungan. Tak ada samanya di seluruh semesta raya. Allah! Allah! Allah! Allah! Bojong Gede, 18 Juli 1992WS Rendra |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar